Rabu, 30 Januari 2013

Terima kasih, Bu Tik!


Suatu pagi, kami sengaja mencari seseorang yang bisa diwawancarai, setelah berpikir banyak kami memutuskan untuk menampilkan seorang yang bekerja di balik layar tapi pekerjaannya itu sangat berguna, dialah Ibu Tik. Ibu Tik adalah seorang ibu yang tak pernah mengenal lelah yang menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam bekerja. Dia adalah seorang ibu yang tak asing lagi bagi kalangan penghuni STT Aletheia karena tugasnya sangat berguna karena memberikan kami kehidupan lewat makanan yang disiapkannya setiap hari dengan dibantu beberapa mbak dapur yang ada.
Ibu Tik lahir di kota Malang 15 April 1955. Bu Tik sudah berkeluarga dan dikaruniai 3 orang anak. Walaupun dia sudah berusia lanjut, tetapi semangat bekerjanya cukup kuat. Ibu Tik bekerja di STT Aletheia sejak tahun 1977-1985. Beliau mengatakan sempat cuti 7 tahun untuk mengasuh anak-anaknya, kemudian beliau kembali bekerja sampai sekarang. Kira-kira beliau sudah bekerja di kampus sekitar 36 tahun. Wow ! Luar Biasa sungguh waktu yang cukup lama.
Saya mewawancarai beliau dan menanyakan satu pertanyaan kepada beliau : “Bu, apa suka dan duka saat ibu bekerja di sini?Beliau mengatakan, “sukanya saya senang bisa bersama-sama dengan mahasiswa-mahasiswa di sini dan saya senang bisa akrab dengan mbak-mbak yang ada di dapur. Karena saya merasa saya orang tua dan saya menganggap semuanya sebagai anak-anak dan cucu saya.Hmm, kalau dukanya, saya rasa tidak ada karena itu tergantung hati, kalau dibawa beban pasti akan terasa berat. Tapi saya bersyukur saya melakukannya dengan ikhlas semua pekerjaan itu ..
Ternyata sosok yang jarang disoroti ini sangat punya peranan luar biasa di kampus, setiap kali teman-teman mengambil makanan di dapur dan menatanya di ruang makan, beliau selalu tersenyum karena beliau juga mengatakan bisa berkali-kali mendapatkan ucapan terima kasih dari mahasiswa. Ya, itulah yang bisa diberikan kepada Ibu Tik karena kami pun menyadari bahwa kami tidak dapat memberikan apa-apa untuk pekerjaannya ini.
Sekali lagi, “terima kasih, Bu Tik!”

Sylviana sepang / Theologi – Tingkat 2 

2 komentar: