Mengamati kehidupan di komunitas asrama
putra selama satu semester ini ada banyak peristiwa atau kejadian menarik,
kalau mengingat kembali bagaimana ketika awal
masuk di STT
Aletheia Lawang ini, ada banyak muncul pertanyaan dalam benak seperti apakah kehidupan
dalam komunitas kampus Aletheia itu. Setelah melewati masa orientasi sebagai
mahasiswa baru mulailah sedikit mengenal seperti apa kehidupan di sebuah Sekolah Tinggi
Teologia itu, selain mengenal berbagai kegiatan yang ada di Sekolah Tinggi
Teologia Aletheia, kami juga belajar mengenal teman-teman baru satu tingkat
maupun kakak-kakak tingkat untuk membangun kehidupan kekeluargaan.
Dalam
kehidupan aspra (red: asrama putra) setelah
mengenal satu dengan yang lain mulailah kami
belajar untuk memahami dan mengerti karakter setiap
pribadi dan ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan, sejauh ini
hubungan antara satu dengan yang lain terjalin cukup baik. Sebagai keluarga dalam kehidupan berasrama
khususnya di asrama putra juga belajar untuk terbuka dengan apa yang menjadi
pergumulan dan kesulitan ketika menjalani perkuliahan. Ada kekompakan tersendiri
di kehidupan aspra, Misalnya ketika ada salah satu
anak aspra yang sakit atau mengalami kesedihan yang mendalam karena anggota keluarga
meninggal, anak-anak aspra begitu tanggap dan datang berkerumun hanya untuk
memberikan penghiburan dan berdoa bersama-sama. Bukan hanya itu saja dalam
hal-hal yang lain anak-anak aspra juga begitu kompak.
Dalam
persekutuan aspra yang diselenggarakankan setiap rabu malam, kami berbagi
pengalaman, baik dalam pelayanan maupun pengalaman-pengalaman pribadi, selain
itu kami juga mengutarakan apa yang menjadi pergumulan baik itu studi maupun pergumulan
dalam keluarga dan kami bersama-sama mendukungnya dalam doa. Dalam persekutuan
ini kami membagun kehidupan keluarga aspra dimana kami belajar memperhatikan
satu dengan yang lain apa yang menjadi beban pergumulannya dan kami juga
belajar memahami dan mengerti kebribadian satu dengan yang lain.
Di
dalam kegiatan belajar, penghuni
aspra juga memperhatikan temen-teman yang mengalami kesulitan dan oleh
karenanya kami belajar bersama serta mendiskusikan pelajaran-pelajaran yang
bagi kami tidak kami mengerti, dan puji Tuhan satu semester telah terlewati,
banyak hal yang telah kami alami dan di dalamnya kami juga banyak belajar untuk
lebih bersemangat menjalani semester-semester yang mendatang dan kalau kami
bisa menjalaninya itupun hanya
karena anugerah Tuhan semata.
Selain itu, aspra juga
memiliki sesuatu yang unik. Ada kalanya sesama aspra bisa hidup saling
mendukung namun pada musim hujan, aspra tidak mau memperhatikan sesamanya, uh
sadisnya ! dengan alasan tatkala kami mencuci baju dan menjemur pakaian berarti
kami sudah memutuskan untuk mengambil resiko jika seandainya pakaian itu
kehujanan dan kami masih ada kegiatan kuliah, penghuni aspra yang lainnya tidak
mau mengangkatnya. Di sisi lain, mengajarkan kepada kami untuk bertanggung
jawab terhadap sesuatu hal yang datang tanpa perencanaan sebelumnya dan hal ini
pun dapat diterapkan dalam pelayanan.
Aspra adalah rumahku
BalasHapus